Krisis ekonomi yang masih menghantui membuat Organisasi Buruh Dunia dari markasnya di Geneva, Swiss, Rabu (28/1/09) mengingatkan bahwa krisis ekonomi dan keuangan global selama dua tahun ini bakal menyebabkan lebih dari 50 juta pekerja menghadapi PHK hingga akhir 2009.
Perkiraan angka tersebut menunjukkan PHK global 2009 akan meningkat melampui angka pada 2007 yang "hanya" dalam rentang 18 juta hingga 30 juta pekerja. Ditambahkan, angka tersebut akan meningkat lebih dari 50 juta pekerja jika situasi ekonomi global terus merosot.
Pada hari yang sama, para pemimpin negara dan pengusaha yang memulai Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss dan dituntut menghasilkan solusi segera dan tepat guna mengakhiri krisis ekonomi global. Jika tidak, pemutusan hubungan kerja lebih dari 50 juta orang akan terjadi tahun ini.
Tuntutan mencari solusi segera dan tepat ini karena ada 2.500 pemimpin negara dan pengusaha yang hadir dalam forum tahunan yang berlangsung selama lima hari ini. Ketua Penyelenggara Klaus Schwab dalam sambutan pembukaannya menyerukan, pemimpin pemerintah dan perusahaan bersatu di sini untuk membuat jalan keluar dari krisis keuangan global.
Sedikitnya 40 kepala negara, antara lain PM China Wen Jiabao, PM Inggris Gordon Brown, Kanselir Jerman Angela Merkel, PM Jepang Taro Aso, PM Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Komisi Uni Eropa Jose Manuel Barroso hadir di kawasan wisata musim dingin itu. Presiden Amerika Serikat Barack Obama tidak hadir karena sibuk dengan masalah dalam negeri.
Dari kalangan perusahaan yang hadir antara lain Peter Brabeck-Letmathe dari Nestle AG, Michael Dell dari perusahaan komputer AS, dan Carlos Ghosn dari industri otomotif Renault-Nissan. Pimpinan perbankan yang sedang terlilit utang, seperti Citigroup Inc, Bank of America, dan UBS AG, juga hadir.
PM Rusia Putin dan PM China Wen Jiabao menjadi pembicara kunci pada hari pertama forum. Dunia akan menunggu apa sikap negara mereka bersama negara lainnya menghadapi krisis.
Tumbuh 2,5 persen
Solusi mengatasi krisis ekonomi dunia menjadi sebuah keharusan karena ancaman krisis terus bermunculan. Ekonom Stephen Roach memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2009 hanya 2,5 persen. Ekonomi dunia digambarkan sudah ”mendekati resesi”.
Survei tahunan PricewaterhouseCoopers mengusulkan perlunya aksi segera. Jika tidak, krisis yang berawal dari sistem perbankan di AS dan dunia itu akan menekan pemasukan di semua kawasan dan industri. Karena itu, para pemimpin yang bertemu di Davos diharapkan bisa memberikan solusi cepat dan tepat untuk menghentikan krisis.
Para pemimpin perusahaan top dunia mengaku, krisis masih akan membuat pendapatan perusahaan mereka semakin merosot pada tahun 2009. Kondisi ini jelas akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjanya.
Hasil jajak pendapat terhadap lebih dari 1.100 pemimpin eksekutif (CEO) di seluruh dunia memperlihatkan pesimistis yang tinggi, prospek perusahaan mereka akan kian suram akibat resesi. Hanya 21 persen dari para CEO yang tetap yakin penerimaan mereka akan meningkat dalam 12 bulan ini. Angka ini merosot dari 50 persen CEO pada setahun lalu.
Pesimistis pemimpin perusahaan ini juga terus meningkat hanya dalam beberapa bulan ini. Pada September lalu, hanya 48 persen dari pemimpin perusahaan yang mengaku krisis perbankan akan berdampak buruk pada usaha mereka. Dalam sebuah interviu pada Desember lalu, 67 persen dari pemimpin perusahaan itu mengaku bakal dihantam krisis.
Sumber : www.portalhr.com
Perkiraan angka tersebut menunjukkan PHK global 2009 akan meningkat melampui angka pada 2007 yang "hanya" dalam rentang 18 juta hingga 30 juta pekerja. Ditambahkan, angka tersebut akan meningkat lebih dari 50 juta pekerja jika situasi ekonomi global terus merosot.
Pada hari yang sama, para pemimpin negara dan pengusaha yang memulai Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss dan dituntut menghasilkan solusi segera dan tepat guna mengakhiri krisis ekonomi global. Jika tidak, pemutusan hubungan kerja lebih dari 50 juta orang akan terjadi tahun ini.
Tuntutan mencari solusi segera dan tepat ini karena ada 2.500 pemimpin negara dan pengusaha yang hadir dalam forum tahunan yang berlangsung selama lima hari ini. Ketua Penyelenggara Klaus Schwab dalam sambutan pembukaannya menyerukan, pemimpin pemerintah dan perusahaan bersatu di sini untuk membuat jalan keluar dari krisis keuangan global.
Sedikitnya 40 kepala negara, antara lain PM China Wen Jiabao, PM Inggris Gordon Brown, Kanselir Jerman Angela Merkel, PM Jepang Taro Aso, PM Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Komisi Uni Eropa Jose Manuel Barroso hadir di kawasan wisata musim dingin itu. Presiden Amerika Serikat Barack Obama tidak hadir karena sibuk dengan masalah dalam negeri.
Dari kalangan perusahaan yang hadir antara lain Peter Brabeck-Letmathe dari Nestle AG, Michael Dell dari perusahaan komputer AS, dan Carlos Ghosn dari industri otomotif Renault-Nissan. Pimpinan perbankan yang sedang terlilit utang, seperti Citigroup Inc, Bank of America, dan UBS AG, juga hadir.
PM Rusia Putin dan PM China Wen Jiabao menjadi pembicara kunci pada hari pertama forum. Dunia akan menunggu apa sikap negara mereka bersama negara lainnya menghadapi krisis.
Tumbuh 2,5 persen
Solusi mengatasi krisis ekonomi dunia menjadi sebuah keharusan karena ancaman krisis terus bermunculan. Ekonom Stephen Roach memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2009 hanya 2,5 persen. Ekonomi dunia digambarkan sudah ”mendekati resesi”.
Survei tahunan PricewaterhouseCoopers mengusulkan perlunya aksi segera. Jika tidak, krisis yang berawal dari sistem perbankan di AS dan dunia itu akan menekan pemasukan di semua kawasan dan industri. Karena itu, para pemimpin yang bertemu di Davos diharapkan bisa memberikan solusi cepat dan tepat untuk menghentikan krisis.
Para pemimpin perusahaan top dunia mengaku, krisis masih akan membuat pendapatan perusahaan mereka semakin merosot pada tahun 2009. Kondisi ini jelas akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjanya.
Hasil jajak pendapat terhadap lebih dari 1.100 pemimpin eksekutif (CEO) di seluruh dunia memperlihatkan pesimistis yang tinggi, prospek perusahaan mereka akan kian suram akibat resesi. Hanya 21 persen dari para CEO yang tetap yakin penerimaan mereka akan meningkat dalam 12 bulan ini. Angka ini merosot dari 50 persen CEO pada setahun lalu.
Pesimistis pemimpin perusahaan ini juga terus meningkat hanya dalam beberapa bulan ini. Pada September lalu, hanya 48 persen dari pemimpin perusahaan yang mengaku krisis perbankan akan berdampak buruk pada usaha mereka. Dalam sebuah interviu pada Desember lalu, 67 persen dari pemimpin perusahaan itu mengaku bakal dihantam krisis.
Sumber : www.portalhr.com
wah.... tambah hebat aja mas yang satu ini. btw ikut gabung di http://melekinternet.blogspot.com juga ya... biar tambah rame gitu